LHOKSUKON – Gerakan Pemuda Berusahatani (GEUPEUBUT) Aceh berkomitmen mencetak petani milenial di seluruh Aceh yang maju, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa kewirausahaan.
Hal itu disampaikan Ketua GEPEUBUT Aceh, Zulfikar Mulieng, SP, MSi saat menyampaikan sambutan dalam sosialisasi pada tahun 2023, dengan tema “Penguatan Kapasitas Petani Milenial Mewujudkan Kemandirian Pangan”.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Minggu (5/3/2023), di Meeting Room Madinah Dayah Kupie Syamtalira Aron, Aceh Utara.
Kegiatan ini dibagi dalam sesi keynote speech dan sesi workshop.
Pada sesi keynote speech, yang menjadi pembicara kunci adalah Muslim, SHi, MM (anggota DPR RI asal Dapil Aceh II).
Muslim menyampaikan materi “Peran Petani Milenial Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan.”
Sedangkan pada sesi workshop hadir Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Erwandi, SP MSi dengan materi “Kebijakan Pertanian dalam Mendukung Petani Milenial Mewujudkan Ketahanan Pangan”.
Kemudian, akademisi dari Fakultas Pertanian Unimal, Dr Setia Budi, SP, MSi memaparkan “Peran Akademisi Dalam Penguatan Kapasitas Petani Milenial Mewujudkan Ketahanan.”
Sedangkan pengusaha internasional yang juga pendiri usaha Dayah Kupie dan Dayah Living, Drs Tgk H Syahrul menjelaskan materi “Kiat Sukses Menjadi Pengusaha Milenial.”
“Salah satu upaya mendukung terciptanya petani milenial tersebut adalah dengan adanya penguatan kapasitas petani milenial,” ujar Zulfikar.
Lebih lanjut, mantan Ketua BEM Unimal itu memaparkan, mewujudkan kemandirian pangan petani milenial untuk berinteraksi secara langsung dan berdiskusi, bertukar pengalaman serta pemikiran dalam menjalankan usaha pertanian.
Kemudian berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan pihak swasta seperti perbankan melalui program Kredit Usaha Tani (KUR) dan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), juga menjadi hal yang selalu didorong oleh pemerintah.
Agar petani milenial mendapatkan kemudahan dalam mengakses permodalan.
“Dengan sosialisasi tersebut diharapkan dapat menjadi ruang bagi petani milenial untuk dapat berbagi pengalaman dan pemikiran,” ujar jebolan Magister Institut Pertanian Bogor ini.
Diharapkan kegiatan ini juga turut mendukung penguatan ketahanan pangan nasional di masa mendatang.
Menurut Zulfikar, sosialisasi tersebut juga untuk menumbuhkan peran aktif petani milenial dalam peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, pengembangan ekosistem kewirausahaan pertanian.
Membangun jejaring petani milenial antar wilayah, serta sebagai upaya antisipasi krisis pangan.
“Kegiatan ini kita adakan untuk melahirkan duta petani milenial yang akan menjadi pahlawan penyedia pangan bagi Rakyat Indonesia,” ujar Zulfikar.
Kegiatan tersebut dihadiri ratusan petani milenial, mahasiswa, dan tamu undangan dari berbagai kalangan yang konsen terhadap perkembangan pertanian, dan juga dari pihak media.
|DIMAS