ACEH UTARA – Sebanyak 15 rumah dan puluhan hektare kebun rusak diamuk gajah di Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, sepekan terakhir.
Kondisi itu membuat petani tidak berani ke kebun. Mereka menghalau gajah dengan peralatan seadanya, seperti dengan membunyikan petasan. Namun, belum ada solusi permanen untuk penanganan konflik gajah dan manusia di kabupaten itu.
Kepala Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Marzuki per telepon, Kamis (8/12/2022) menyebutkan, kondisi itu berpuluh kali telah dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Utara.
“Berbagai forum sudah kami sampaikan keluhan ini. Petani di sini mengantungkan hidupnya dari berkebun,” sebut Marzuki.
Dia mendesak agar Penjabat Bupati Aceh Utara, Azwardi Abdullah, memimpin langsung penanganan konflik gajah dan manusia di Aceh Utara. Sehingga ada upaya kongkrit untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kebun dan rumah di kebun rusak semua. Kami harap ini menjadi perhatian serius dari penjabat bupati dan semua pejabat di Aceh,” katanya.
Sementara itu, staf Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh wilayah Aceh Utara, Nurdin, membenarkan peristiwa itu. “BKSDA sudah memberikan bantuan mercon untuk mengusir gajah liar dari area perkebunan,” katanya.
Dia berharap ada upaya bersama untuk memperlambat laju perubahan lahan hutan menjadi area perkebunan. “Jika tidak, maka gajah tak tahu mau kemana lagi. Hutan sudah sangat sempit, sehingga mereka akan turun ke kawasan hutan,” katanya.
Kawasan amuk gajah itu tersebar di Kecamatan Sawang hingga ke Geureudong Pase dan Kecamatan Paya Bakong hingga ke Kecamatan Langkahan di Kabupaten Aceh Utara.
“Perlu upaya serius dan bersama untuk alih fungsi lahan, kawasan hutan harus kita jaga tetap menjadi kawasan hutan,” pungakasnya.
|DIMAS|KOMPAS